Dies
Natalis SMA Plus Negeri 2 BA III yang kesekian kalinya gue lupa, ya kalo
ngomongin Dies Natalis berarti perayaan ulang tahun yang biasanya di dalamnya
ada Acara-acara yang seru terus ada lombanya kayak Volly, n ada juga
Olimpiadenya juga.
Dies Natalis kedua kata ini
mengingatkan gue pada sebuah nasib malang yang terjadi pada gue sendiri.
Mungkin dalam sejarah hidup gue ini adalah masa paling sial dalam hidup gue
karena banyak keganjilan* yang terjadi pada kisah ini.
“teman*!
Dies Nataliskan minggu depan, so mau nampilin Stan tema apa nih” tanya adel
pada temen* kelas X.2 alias X.B sama aja, “gimana kalo warung remang-remang, di
dalemnya ada cewek* yang siap nemenin cowok* hidung belang” gue jawab, “Nenek
loe salto 99 kali” kata Bayu, “gimana kalo Stop Global Warming, di dalemnya
kita suguhkan keterang tentang global warming, ada jualannya Es, and Model à (Makanan Tradisional)”kata ari, “setuju” ujar si
Bejo’ alias (Leo Candra), “so deal ya! Tema Stan kita Stop Global Warming”,
“ok, setuju” jawab temen* sekalas, “dengan muka masam gue yg rada nggak setuju
bilang “ya setuju”.
Bel
istirahat pun berbunyi “kemplungggg.. kemplunggggg...” aneh yah belnya, menurut
gue nggak. “ Udah bel ni” ujarku dalam jantung,
“Fegiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” jerit gerry di dekat
telingaku kira-kira 2 cm, “Astaghfirullahaladzim, ada apa?” dengan logat bang
Oma gue jawab, “loe dipanggil Uda Alfi..!!”, “serius nich”, “ialah masa gue
boong”, “serius”, “ia serius”, “masa”... “Bruuuuuuuuuuk” muke gue ancur.
“Assalamualaikum,
ado apo pak uda panggil* sayo?” lo koq gue logat padang sie, ganti* ulang,
“Assalamualaikum, ada apa pak uda panggil* saya?” tanya gue, “ini nak, coba
bapak mau tanyo dulu, galak dak nak ikut jadi model busano muslim, kamu tuh
harus ikut..! kalo nggak ikut ya palingan nilai kamu tutttt Sensor”, “oh so
pasti pak, [dalam hati “adu anjrit, muke gue apa muke model, muke kayak
dakocan”]” said me, “besok kita latihan ya”, “siap pak”.
Aduhhh
pake jadi model peraga muslim segala, muka gue perasaan nggak ganteng ataupun
imoet, prasaan gue sangar item tinggi kurus rambut keriting, ahhhh popoknya
anjrit deh...
2 hari menjelang Dies Natalis.....
Setelah selesai latihan jalan kayak bencong gue
pun pergi ke “KOPERASI”, eitzz jangan salah sangka koperasi di tempat gue itu
adalah kantin, soalnya yang kita simpan di dalam koperasi adalah uang, jika
kita lapar tinggalin uang lalu ambil deh pempek atau makan kecil lainnya, gue
ambil sebotol teh S*sr* à (sensor), gue minum tepat di depan temen
gue yang lagi kehausan... hahahaha mampus loe.
1 hari menjelang Dies Natalis......
Pagi hari gue ke sekolah
tepatnya hari minggu, gue sama temen* sibuk ngurusin dekorasi buat stand,
kira-kira hari sudah menjelang subuh sekitar jam 13.59 WIB, temen gue yang
bernama Bayu pun ingin pulang, karena hanya ada satu kendaraan yaitu Jupiter MX
milik si Bagus HK, namun ia lagi sibuk ngurusin dekor, sementara gue nggak ada
kerjaan.
“Feg, anterin aku pulang donk” kata bayu,
“taaaappp....”, “gus kami pinjam motormu”, seru bayu “iya hati-hati” kata
bagus.
Pas
nganterin Bayu keluar sekolah kira-kira jaraknya 1 kilo baru sampai ke jalan
raya, nggak ada apa-apa soalnya Bayu yang membonceng gue,
“Feg, Hati-hati ya..!! aku duluan pulang”, “yoi”
nah pas balik gue ni nggak yakin soalnya gue rada-rada nggak bisa naik sepeda
yang ada mesinnya.
“roooooooooooooooooooong”
suara kenalpot, gue tancap balik ke sekolah, pas 4 meter di depan gerbang
sekolah gue dengan kecepatan 19 km/jam dengan pedenya belok...
TUUUUUAAAARRRRRRR...
Apes
memang nasib udah luka* akibat kebarak dua orang kumuk dari kebon, anjritnya
lagi gue hampir di gorok ama samurainya nttu bapak*, shit untungnya ada sang
pahlawanku yaitu kak Wendi sama Pak Yanto(keduanya satpam sekolah), dengan
jurus silatnya orang setres dari kebon inipun lumpuh total. Setelah selesai
semua permasalahanya si Pelaku penarakan pun minta uang pengobatan di gue,
Whats? Anjrit akhirnya gue pun ngasih uang sebesar Rp, 175000,00 pada orang
kumuh tersebut. Widih waktu keluar dari pos satpam gue pun di sambut bagaikan
artis yang aji mumpung, sialnya lagi bukannya di puji malah di ketawain ama
seluruh temen* termasuk kakak kelas yang ada di situ, yang lagi dekor stannya
masing*.
Malemnya
gue datang lagi dengan perasaan risau, entah karena kecelakanan tadi atau uang
jajan gue seminggu yang telah habis terpakai emang nggak jelas, oh ya gue bukan
anggota perlengkapan panggung so kedatangan gue ke sekolah malam* adalah ilegal
karena ilegal gue hanya bertugas ngerapiin stan di tenda kelas gue, and gue
tidur dalam stan kelas, haa ironis ya, menurut gue nggak.
“Feg,
Feg, bangun ooo... ayo kita kerumahku mandi, lalu ganti baju setelah itu kesini
lagi” kata Bagus HK, “yaaaa..” dengan tai mata dan tai telinga yang masih
bercucuran. Gue dan Bagus menuju rumahnya untuk mandi, setelah mandi gue dengan
mengenakan baju muslim lengkap datang kesekolah pukul 06.00 WIB, ternyata tak
menunggu lama, ternyata di ruangan OSIS ada tukang tata rias untuk meriasi sang
peraga busana muslim. Kira* pukul 07.10 WIB acara sudah di mulai namun khusus
untuk penampilan kayak nari atau pun peragaan busana muslim kayak gue blon
tampil.
“Fegi,
tolong ambil kipas angin di ruangan 1” kata uda Alfi, “Ok, pak...!!!” sahutku,
dengan sigap gue keruangan satu untuk mengambil kipas angin. Jarak antara
ruangan 1 dengan ruangan OSIS nggak terlal jauh kira-kira 17 meter.
Denah lokasi :
Setelah nganterin kipas angin gue lupa ngambil
sepatu gue di depan ruangan satu, gue balik lagi keruangan 1 lalu ngambil my
Sepatu, gue pasang lalu pas gue balik, pas waktu sesi acara Do’a, [BGM =
Hening]
“tengggggggggggggggggggggggg”
Bunyi lonceng berbunyi,
semua mata penonton yang duduk melihat kearahku, entah kenapa dengan aku, yang
jelas kepalaku sakit orang pada ketawa, ada yang tonggos makin tonggos, ada
yang nggak tonggos pas ngeliat gue numbur lonceng jadi tonggos, ada yang penuh
tai gigi di kepalanya, ada yang behelnya copot, ada yang ompong semua gara* gue
dan kebodohan gue. Yang jelas gue malu berat, lebih malu dari kentut di depan
cewek, lebih malu dari celana sobek di bagian boyok, lebih malu di banding di
lempar waktu pidato pake sepatu, lebih malu dari janji palsu yang nggak di
tepati [ lah jelas itu janji palsu mana ditepatin bener nggak, Nggak menurut
gue, halah gak penting], popoknya ini lebih malu dari semalu malunya deh, nggak
bisa diungkapin dengan lagu, kata*, atau pun puisi yang dimusikalisasi yang
jelas gue sekarang lagi malu, sekarang maksudnya bukan sekarang, pas di cerita
haduh mulai nggak nyambung ni, kembali ke Nurdin M....... (tttttooooopp).
Dengan rasa malu tingkat dewa gue pun lari kayak kesetanan hingga gue masuk
keruangan OSIS tanpa copot sepatu.
Semua berlangsung begitu
cepat, setelah selesai jalan kayak bencong di depan orang-orang gue pun menuju
tempat favorit gue yang kedua UKS, {yang
pertama WC} pas gue lewat di depan ruangan 1 gue liat ada kertas di mading,
gue baca tu kertas ternyata gue Sexy bukaaaaaaann Seksi itu tapi Seksi petugas,
ya seksi pemungut bola volly, yang di ketuai oleh Meggy Charles sang kakak
kelas. Tak lama ada panggilan yang di tujukan ke gue untuk segera menuju
lapangan bola Volly, anjrit dari kemaren sampe hari ini gue masih aja sial,
kapan ya gue ini beruntung sekali aja.
Setelah gue ganti baju gue
menuju lapangan volly, Kamprett pas gue jadi pemungut bola ada salah seorang
pemain dari SMA yang nggak gue tau bilang “hey, Ente yang Numbruk nttu lonceng
ya”, “kalu iya loe mau ngapain”, “ketawa hahahahahahaha”, gue diam. Job gue pun
telah usai kini gue sedang nggak ada kerjaan jadi gue memutuskan untuk pergi ke
Stan kelas gue, sembari minta makanan gratis, gue kan lagi nggak ada uang.
Bukannya makanan atau
minuman gue malah disuruh untuk ngebuangin air yang ada di atas tenda, untung
ada tongkat sapu jadi gue tonjok-tonjokin nttu atep tenda nah waktu gue nonjok*
kakak kelas gue yang bernama Rio Marlimo lewat, secara sengaja atau tidak gue
kedorong kedepan dan........
Blaaaaaaazzzzzzzzzzttttssssssssssssss.........
Basah deh jadinya badan gue,
mau marah nggak brani soalnya kakak kelas namun dengan hati yang ikhlas gue
bilang makasih kak.
Bukan soal sial atau pun
nggak beruntung tapi gimana kita nyikapin diri soalnya baik atau buruknya hari
itu berasal dari sugesti masing* dalam diri kita, benerkan, nggak menurut gue
beda.
0 komen ooo:
Posting Komentar